Tidak semua kebiasaan dianggap buruk selalu berimplikasi negatif bagi kehidupan seseorang. Ternyata ada juga kebiasaan buruk yang justru memberikan manfaat, seperti dijelaskan berikut ini:
1. Minum kopi
Kita semua telah mendengar bahwa kopi terlalu banyak dapat berakibat buruk bagi Anda, tapi ada juga bukti yang menunjukkan bahwa kopi dapat membantu mengatur mood Anda. Kafein akan mengaktifkan zat kimia otak seperti dopamin dan serotonin yang dapat meningkatkan mood, sehingga memberikan dorongan besar ketika Anda membutuhkannya. Studi terbaru bahkan menemukan bahwa perempuan yang minum dua sampai tiga cangkir kopi per hari memiliki risiko 15 persen lebih rendah terkena depresi. Namun, para peneliti tidak menyarankan minum lebih dari satu cangkir sehari, sementara mereka yang belum pernah minum kopi disarankan untuk tidak memulai mencobanya.
2. Minum bir
Mungkin banyak orang akan senang ketika mendengar bahwa minum bir baik untuk jantung. Bir mengandung antioksidan menyehatkan dan menguatkan tulang karena kaya kandungan mineral silikon. Bir hitam mengandung banyak zat besi dan juga dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik. Untuk mendapatkan manfaatnya peneliti menyarankan untuk minum satu bir per hari (atau kurang).
3. Permen karet
Kebiasaan mengunyah permen karet bisa membantu meningkatkan memori jangka pendek dan panjang (walaupun peneliti tidak yakin mengapa hal ini bisa terjadi). Namun satu hal yang pasti, permen karet dapat membantu Anda menurunkan sedikit berat badan dengan membantu Anda merasa lebih kenyang. Pastikan Anda memilih permen karet bebas gula untuk melindungi gigi dari kerusakan.
4. Tidak mengonsumsi vitamin
Jangan terlalu khawatir jika Anda lupa untuk mengonsumsi multivitamin untuk satu atau dua hari. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang rajin minum vitamin kebanyakan justru mempunyai kebiasaan yang tidak sehat. Mendapat asupan multivitamin secara teratur tidak akan membuat Anda terhindar dari penyakit, sebaiknya fokuskan diri Anda untuk mendapatkan vitamin melalui makanan yang sehat.
5. Melewatkan waktu olahraga
Jangan menyalahkan diri sendiri hanya karena Anda melewatkan waktu latihan untuk satu atau dua hari. Pada kenyataannya, Anda hanya perlu latihan tiga atau empat hari per minggu untuk tetap bugar. Cobalah untuk tetap aktif setiap hari, sambil mengambil waktu libur di sela-sela rutinitas latihan yang padat. Hal ini memberikan kesempatan tubuh meregenerasi otot-otot yang rusak dan mengisi ulang tenaga.
6. Berleha-leha
Cobalah untuk membuang waktu dan melakukan sesuatu yang membuat Anda tertawa, seperti membaca komik lucu atau menonton acara lawak di TV. Hasil riset di University of Maryland School of Medicine menemukan bahwa ketika orang sedang rileks dan menonton film lucu, pembuluh darah mereka melebar hingga lebih dari 50 persen ketimbang menonton film menegangkan. Tertawa juga memicu senyawa kimia sehat yang membantu meringankan rasa sakit dan membuat Anda merasa lebih baik.
7. Menghabiskan waktu online
Menurut BBC News, menggunakan internet dapat mengaktifkan bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan penalaran yang kompleks. Berselancar di dunia maya dapat membantu area tertentu di otak dalam meningkatkan fungsi dan mengembangkan keterampilan penalaran Anda.
8. Marah
Meski kemarahan erat kaitannya dengan risiko depresi, namun luapan emosi ini tidak sepenuhnya buruk. Bahkan, kemarahan sebenarnya dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik, mengontrol situasi dan lebih efisien dalam menangani beberapa persoalan. Penelitian telah menunjukkan bahwa kemarahan dapat mengurangi dampak negatif dari stres yang akan meningkatkan denyut jantung dan pelepasan hormon. Anggap saja marah sebagai cara bagi tubuh Anda untuk melepaskan stres dengan cara yang sehat.
9. Menangis
Menangis bisa membuat diri Anda lebih lepas dan membiarkan diri Anda bersikap realistis tentang kondisi yang sebenarnya daripada terus mencoba untuk tetap tegar sepanjang waktu. Suatu studi menemukan bahwa pengantin baru yang mencoba untuk tetap positif tidak peduli tentang keadaan buruk yang menimpanya cenderung mengalami gejala depresi di kemudian hari. Membiarkan diri Anda untuk bersikap realistis atau bahkan sedih terhadap situasi yang Anda hadapi akan jauh lebih baik daripada harus menahan emosi.
(kompas.com)