Cara Menyiapkan Lahan Cabai (Cabe)
Cabai tergolong gampang dibudidayakan. Komoditas ini dapat tumbuh di dataran rendah mau pun tinggi. Cabai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki ph (derajat keasaman)-5 hingga 6.
Cabai juga tergolong tanaman yang mudah tumbuh. Ibaratnya hanya tinggal ditanam di halaman rumah, di kebun, atau di pematang sawah. Selanjutnya, tinggal menunggu masa panen. Gampang sekali bukan ?
Tapi tentu saja hasilnya tidak akan maksimal. Terutama jika anda menanam cabai untuk tujuan bisnis. Kalau itu yang menjadi niat anda, tentu cara menanamnya berbeda. Nah, berikut beberapa tahapan yang musti anda lakukan.
Agar pertumbuhan cabai maksimal, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan lahan yang akan digunakan dengan sebaik mungkin.
Caranya, pertama tebarkan pupuk kandang pada lahan itu. Dosisnya 0,5 - 1 ton per 1.000 meter persegi. Setelah itu, baru tanahnya di balik, bisa pakai cangkul, traktor, atau juga garu. Diamkan selama kurang lebih satu minggu, untuk memberikan kesempatan mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk kandang bekerja.
Setelah itu, buat bedengan atau lajur tanam. Lebarnya kurang lebih100 meter dengan parit pemisah antar bedengan selebar 80 centimeter. Taburkan pupuk tanam pada bedengan itu. Pupuk ini bisa anda dapatkan dengan mudah di toko pertanian.
Kalau sudah, langkah selanjutnya tutup bedengan tadi dengan mulsa plastik. Jangan lupa, buat lubang pada mulsa plastik itu ya.... Jarak antar lubang sebaiknya 70 centimeter dan dibuat dengan pola zig-zag. Supaya pertumbuhan cabe lebih leluasa.
Cara Menyiapkan Benih Cabai
Benih yang bagus merupakan salah satu faktor penting dalam pembudiyaan tanaman apa saja. Untuk mendapatkan hasil cabai yang melimpah, tentu anda harus menyiapkan benih cabai yang baik pula.
Untuk mendapatkan benih cabai yang baik, anda dapat mengunjungi toko pertanian. Pilihlah benih yang sesuai dengan kondisi lahan anda. Jangan sungkan untuk meminta pendapat pedagang atau petugas penyuluh lapangan mengenai benih yang tepat.
Sekedar patokan, kebutuhan benih per 1.000 meter persegi antara 1-1,5 sachet. Ini supaya anda bisa menentukan berapa sachet benih yang harus dibeli. Ya, supaya jangan sampai ada pengeluaran sia-sia.
Setelah benih didapat, selanjutnya siram benih itu dengan air hangat. Diamkan selama semalam. Tujuannya agar ketika disemai cepat tumbuh, sekaligus untuk menyeleksi benih yang kurang baik.
Tahap selanjutnya adalah menyemai. Semai benih tadi pada media persemaian yang terdiri campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring. Perbandingannya 3 bagian tanah dan 1 bagian pupuk kandang atau kompos.
Media persemaian itu bisa anda masukkan dalam polybag khusus bibit atau bisa juga menggunakan kotak. Taruh menghadap ke arah Timur. Jangan lupa beri atap plastik atau rumbia diatasnya.
Agar benih yang disemai tumbuh dengan baik, anda harus rutin menyiramnya. Setiap pagi dan sore hari, supaya media persemaian tetap dalam kondisi lembab.
Hama dan Penyakit Cabai
Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Tak terkecuali dalam hal budi daya cabai. Mendeteksi dini hama dan penyakit sejak awal, jauh lebih baik dari pada mengatasinya dengan menyemprotkan pestisida. Selain boros, juga tidak sehat.
Pengamatan penyakit dan hama ini dapat dilakukan sejak benih cabai masih dalam persemaian. Ada beberapa penyakit cabai yang harus anda waspadai.
1. Penyakit
Pertama, rebah semai. Gejalanya tanaman terkulai karena batangnya busuk. Penyakit ini disebabkan cendawan Phytium sp & Rhizoctonia sp. Cara pengendaliannya, tanaman yang terserang dibuang bersama dengan tanahnya. Kemudian mengatur kelembaban dengan mengurangi atap dan jumlah penyiraman.
Kedua, embun bulu. Tandanya, terdapat bercak klorosis dengan permbukaan berbulu pada daun atau kotil. Penyebabnya adalah cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi penyakit ini sama seperti menanggulangi penyakit rebah semai.
Ketiga, penyakit yang diakibatkan virus. Gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun pucat. Biasanya, gejala ini akan semakin jelas terlihat ketika tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasinya, cabut bibit yang terserang dan bakar.
2. H a m a
Selain penyakit, benih cabai juga rawan terserang hama. Jenisnya beragam, mulai dari kutu daun, daun berkerut, hingga tungau (Polyphagotarsonemus latus).
Pertama, kutu daun persik (Aphid sp.) Hama ini biasanya bersembunyi di bawah permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun. Cara mengatasinya sangat mudah, pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan.
Kedua, hama thrip parvispinus. Gejalanya, daun berkerut dan muncul bercak klorosis. Lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya, koloni hama ini berkeliaran di bawah daun dan keluar saat cuaca teduh. Kebanyakan pada pagi atau sore hari.
Ketiga, tungau (Polyphagotarsonemus latus). Ciri-cirinya, daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Cara mengatasinya sama seperti pada Aphis dan Thrip.