Direktur Pengendalian Penyakit Menular, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, M Subuh mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B.
"Hal itu berdasarkan data hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2007 yang menunjukan, prevalensi penyakit Hepatitis B sebesar 9,4 persen. Hal ini menunjukkan, Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B," kata Subuh di Pontianak, Rabu.
Menurutnya, sekitar satu setengah juta orang di Indonesia meninggal pertahunnya akibat penyakit Hepatitis B dan C. Sehingga Kementerian Kesehatan RI, terus melakukan penanggulangan dengan tindak pencegahan.
Di antaranya melalui pencegahan primer dengan melakukan promosi dan imunisasi, pencegahan sekunder dengan penapisan (screening) dan pencegahan tersier dengan mencegah keparahan dan rehabilitasi penderita.
Penyakit hepatitis tidak hanya mampu diatasi melalui vaksinasi atau imunisasi, namun yang juga perlu diperhatikan adalah masalah higienitas atau kebersihan tubuh. Karena sangat menunjang seseorang terhindar dari ancaman penyakit yang dapat menular dengan cepat melalui berbagai media.
"Guna mencegah penyakit hepatitis terhadap diri kita, upaya yang perlu diperhatikan dalam pengendalian penyakit hepatitis adalah promosi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penapisan donor darah oleh PMI dan pengembangan jejaring surveilans epidemiologi hepatitis," tuturnya.
Sementara untuk melakukan tes cepat agar bisa mendeteksi penyakit Hepatitis B dan C membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Oleh karena masih tingginya biaya yang dibutuhkan, maka tidak heran jika jumlah penderita penyakit Hepatitis B dan C masih berupa fenomena gunung es di Indonesia," kata Subuh.