Saturday

BUDIDAYA TERONG UNGU



Budidaya terong ungu sebetulnya tidaklah terlalu sulit. Terlebih untuk wilayah yang berada di dataran tinggi. Karena terong ungu dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 22 - 30 derajat celsius. 

Terong ungu dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Tetapi yang paling baik pada tanah lempung berpasir dengan derajat keasaman (Ph) 6,8 sampai 7,7 , kaya bahan organik, memiliki aerasi dan drainase yang baik. 

Dalam pertumbuhannya, terong ungu juga membutuhkan pencahayaan yang cukup. Karena itu, sangat pas untuk dibudidayakan pada saat musim kemarau, sebagai tanaman sela.


Pembibitan Terong Ungu 

Pembibitan salah satu faktor penting dalam membudidayakan terong ungu. Bibit yang baik akanmemberikan hasil yang maksimal. 

Cara pembibitan terong ungu tidak terlalu sulit, tetapi harus dilakukan secara telaten. Untuk mendapatkan bibit yang baik, syarat utama yang harus dipenuhi adalah mencari benih yang baik pula. Untuk yang satu ini, anda bisa membelinya di toko-toko pertanian. Cari bibit yang tahan penyakit dan berbuah besar. 

Setelah benih didapatkan, selanjutnya adalah mempersiapkannya. Rendam benih itu dengan air hangat kuku yang telah dicampur POC NASA dosis 2 cc per liter selama kurang lebih 10-15 menit. 

Selanjutnya, balut dengan gulungan kain basah selama kurang lebih 24 jam hingga nampak mulai berkecambah. Sebarkan benih itu di atas bedengan persemaian dengan jarak baris 10-15 centimeter. 

Tambahkan pupuk kandang halus dan diamkan selama kurang lebih satu minggu. Setelah itu, bibit siap untuk dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang halus. 

Tutup permukaan bedengan dengan daun pisang biarkan supaya kecambah tumbuh besar. Setelah kecambah tumbuh lebih tinggi, penutup bisa dibuka. Jangan lupa untuk menyiram persemaian itu pagi dan sore hari. 

Waktu yang paling tepat untuk memindahkan benih ke lahan adalah saat berusia 1-1,5 bulan atau kira-kira ketika bibit telah berdaun empat helai.

BUDIDAYA TOMAT



Tomat merupakan salah satu komoditas holtikultura yang banyak ditanam petani di Indonesia. Selain iklim yang mendukung, nilai ekonomisnya pun lumayan baik. Pasar tomat juga masih terbuka luas.

Tomat bisa dibudidayakan di daerah yang memiliki ketinggian 1.250 meter dari permukaan laut dan tumbuh optimal pada dataran tinggi dengan ketinggian 7.500 meter dari permukaan laut. Dengan suhu 24 derajat cellcius pada siang hari dan 15 hingga 20 derajat cellcius di malam hari.

Temperatur yang terlalu tinggi, diatas 32 derajat cellcius dapat mengakibatkan buah tomat cenderung berwarna kuning. Padahal, yang banyak diminati adalah buah tomat berwarna merah segar kan ? 

Hasil penelitian menyebutkan, tomat dapat tumbuh dengan baik dan menghasilan buah yang menawan pada temperatur 24 - 28 derajat cellcius. Dengan curah hujan antara 750 - 125 milimeter per tahun dan memiliki irigasi yang baik. 

Lahan yang baik untuk budidaya tomat adalah yang memiliki keasaman (ph) 5,5 sampai 6,5. Sehingga penyerapan unsur hara terutama, fosfat, kalium, besi dapat maksimal. 


Menyiapkan Lahan untuk Tomat 

Pada tulisan terdahulu, kita telah mengenal sedikit apa itu tanaman tomat, daerah dan iklim yang pas untuk budidaya, kondisi tanah, dan cuaca yang cocok. Sekarang, ganti topik mengenai persiapan lahan untuk membudidayakan tomat. 
Lahan yang hendak dipakai untuk budidaya tomat harus disiapkan sebaik mungkin. Para ahli pertanian menyarankan, lahan yang akan digunakan sebaiknya bukan bekas tanaman yang masih satu keluarga dengan tomat, khususnya kentang. 

Seperti halnya menanam cabai, lahan untuk tomat juga harus diolah terlebih dulu. Cara mengolahnya cukup mudah, tinggal ditambahkan pupuk kandang matang. Dosisnya 10 ton pupuk untuk 1 hektare lahan, campurkan dengan tanah secara merata. 

Tanah yang telah diolah tadi, kemudian dibuat bedengan-bedengan. Lebarnya 110 - 120 centimeter dengan tinggi 50-60 centimeter. Jarak antar bedengan sebaiknya 50-60 centimeter. 

Semprot bedengan itu dengan larutan pupuk hayati MiG-6plus dengan dosis 2 liter per hektare. Diamkan selama tiga hari, sebelum mulai ditanami. 


Memelihara Tomat 

Buah tomat yang merah segar pasti amat menggoda. Apa yang harus dilakukan supaya tanaman tomat saya bisa menyala seperti itu ? Jawabannya sudah tentu harus diberi perlakuan yang tepat. 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merawat tomat. Pertama, tentu saja melakukan pemupukan yang tepat. Pupuk yang oleh para ahli pertanian banyak dianjurkan adalah pupuk hayati Mig-6Plus. Pemupukan sangat disarankan dilakuakn setiap 3 minggi sekali, dosisnya 2 liter per hektare. 

Selain pupuk hayati, tomat juga membutuhkan zat-zat yang terkandung dalam pupuk kimia. Yakni, Nitrogen, Phospor, Kalsium yang dibuat dari campuran pupuk ZA, TSP, dan KCL. Berikan pupuk kimia ini 2 kali, yakni pada saat tanaman berusia 10 hari pascatanam dan pada saat saat tanaman berusia 35 hari. Dosisnya tergantung jenis dan tekstur tanah, setiap daerah berbeda-beda. 

Selain pemupukan, perawatan lain adalah dengan memasang plastik mulsa hitam perak pada bedengan. Tujuannya untuk mengurangi fluktuasi suhu tanah, menjaga kelembaban, mengurasi erosi tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah. 

Disamping itu, pemasangan plastik mulsa pada bedengan tomat juga dapat mengurangi serangan hama tungau dan kutu daun, serta penyakit rebah kecambang dan akar bengkak. 

Setelah pohon tomat tumbuh cukup tinggi, disarankan untuk memsang turus. Tujuannya supaya pohon tomat dapat tumbuh tegak, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas, serta memudahkan penyemprotan pestisida dan pemupukan. 

Seperti tanaman buah yang lain, agar buahnya banyak pohon tomat juga perlu dipangkas secara rutin. Dengan menghilangkan cabang lain dan menyisakan cabang utama, buah yang dihasilkan akan jauh lebih besar. 

Terakhir, karena tomat memerlukan air dalam jumlah banyak selama pertumbuhan dan perkembangannya. Rajin-rajinlah menyiram, semakin sering semakin baik.

BUDIDAYA CABAI


Cara Menyiapkan Lahan Cabai (Cabe)

Cabai tergolong gampang dibudidayakan. Komoditas ini dapat tumbuh di dataran rendah mau pun tinggi. Cabai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki ph (derajat keasaman)-5 hingga 6. 

Cabai juga tergolong tanaman yang mudah tumbuh. Ibaratnya hanya tinggal ditanam di halaman rumah, di kebun, atau di pematang sawah. Selanjutnya, tinggal menunggu masa panen. Gampang sekali bukan ?

Tapi tentu saja hasilnya tidak akan maksimal. Terutama jika anda menanam cabai untuk tujuan bisnis. Kalau itu yang menjadi niat anda, tentu cara menanamnya berbeda. Nah, berikut beberapa tahapan yang musti anda lakukan. 

Agar pertumbuhan cabai maksimal, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan lahan yang akan digunakan dengan sebaik mungkin. 

Caranya, pertama tebarkan pupuk kandang pada lahan itu. Dosisnya 0,5 - 1 ton per 1.000 meter persegi. Setelah itu, baru tanahnya di balik, bisa pakai cangkul, traktor, atau juga garu. Diamkan selama kurang lebih satu minggu, untuk memberikan kesempatan mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk kandang bekerja. 

Setelah itu, buat bedengan atau lajur tanam. Lebarnya kurang lebih100 meter dengan parit pemisah antar bedengan selebar 80 centimeter. Taburkan pupuk tanam pada bedengan itu. Pupuk ini bisa anda dapatkan dengan mudah di toko pertanian. 

Kalau sudah, langkah selanjutnya tutup bedengan tadi dengan mulsa plastik. Jangan lupa, buat lubang pada mulsa plastik itu ya.... Jarak antar lubang sebaiknya 70 centimeter dan dibuat dengan pola zig-zag. Supaya pertumbuhan cabe lebih leluasa. 


Cara Menyiapkan Benih Cabai 

Benih yang bagus merupakan salah satu faktor penting dalam pembudiyaan tanaman apa saja. Untuk mendapatkan hasil cabai yang melimpah, tentu anda harus menyiapkan benih cabai yang baik pula. 

Untuk mendapatkan benih cabai yang baik, anda dapat mengunjungi toko pertanian. Pilihlah benih yang sesuai dengan kondisi lahan anda. Jangan sungkan untuk meminta pendapat pedagang atau petugas penyuluh lapangan mengenai benih yang tepat. 

Sekedar patokan, kebutuhan benih per 1.000 meter persegi antara 1-1,5 sachet. Ini supaya anda bisa menentukan berapa sachet benih yang harus dibeli. Ya, supaya jangan sampai ada pengeluaran sia-sia. 

Setelah benih didapat, selanjutnya siram benih itu dengan air hangat. Diamkan selama semalam. Tujuannya agar ketika disemai cepat tumbuh, sekaligus untuk menyeleksi benih yang kurang baik. 

Tahap selanjutnya adalah menyemai. Semai benih tadi pada media persemaian yang terdiri campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring. Perbandingannya 3 bagian tanah dan 1 bagian pupuk kandang atau kompos. 

Media persemaian itu bisa anda masukkan dalam polybag khusus bibit atau bisa juga menggunakan kotak. Taruh menghadap ke arah Timur. Jangan lupa beri atap plastik atau rumbia diatasnya. 

Agar benih yang disemai tumbuh dengan baik, anda harus rutin menyiramnya. Setiap pagi dan sore hari, supaya media persemaian tetap dalam kondisi lembab. 


Hama dan Penyakit Cabai 

Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati. Tak terkecuali dalam hal budi daya cabai. Mendeteksi dini hama dan penyakit sejak awal, jauh lebih baik dari pada mengatasinya dengan menyemprotkan pestisida. Selain boros, juga tidak sehat. 

Pengamatan penyakit dan hama ini dapat dilakukan sejak benih cabai masih dalam persemaian. Ada beberapa penyakit cabai yang harus anda waspadai. 

1. Penyakit 
Pertama, rebah semai. Gejalanya tanaman terkulai karena batangnya busuk. Penyakit ini disebabkan cendawan Phytium sp & Rhizoctonia sp. Cara pengendaliannya, tanaman yang terserang dibuang bersama dengan tanahnya. Kemudian mengatur kelembaban dengan mengurangi atap dan jumlah penyiraman. 

Kedua, embun bulu. Tandanya, terdapat bercak klorosis dengan permbukaan berbulu pada daun atau kotil. Penyebabnya adalah cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi penyakit ini sama seperti menanggulangi penyakit rebah semai. 

Ketiga, penyakit yang diakibatkan virus. Gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun pucat. Biasanya, gejala ini akan semakin jelas terlihat ketika tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasinya, cabut bibit yang terserang dan bakar. 


2. H a m a
Selain penyakit, benih cabai juga rawan terserang hama. Jenisnya beragam, mulai dari kutu daun, daun berkerut, hingga tungau (Polyphagotarsonemus latus). 

Pertama, kutu daun persik (Aphid sp.) Hama ini biasanya bersembunyi di bawah permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun. Cara mengatasinya sangat mudah, pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan. 

Kedua, hama thrip parvispinus. Gejalanya, daun berkerut dan muncul bercak klorosis. Lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya, koloni hama ini berkeliaran di bawah daun dan keluar saat cuaca teduh. Kebanyakan pada pagi atau sore hari. 

Ketiga, tungau (Polyphagotarsonemus latus). Ciri-cirinya, daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Cara mengatasinya sama seperti pada Aphis dan Thrip.

BUDIDAYA BAYAM CABUT



Bayam (Amaranthus spp.) merupakan sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral, dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl dengan pengairan secukupnya.

Terdapat 3 jenis sayuran bayam, yaitu:

Bayam cabut, batangnya berwarna merah juga ada berwarna hijau keputih-putihan.
Bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak serta berdaun lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarna kemerah-merahan.
Bayam yang biasa dicabut dan juga dapat dipetik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan.

Teknologi Budidaya

1. Benih
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (+ 3 bulan). Benih yang muda , daya simpannya tidak lama dan tingkat perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi dan kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 kg tiap hektar atau 0,5 รข€“ 1 g/m2. Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok.

2. Persiapan Lahan
Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm.

3. Pemupukan
Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk kandang kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih.

4. Penanaman/Penaburan Benih
Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
  1. Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan. 
  2. Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah. 
  3. Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik. 

5. PemeliharaanBayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah), adalah bayam cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari.


6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.). Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.


7. Panen
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.


8. Pasca Panen
Tempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya.


sumber
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Posting Populer