Wednesday

BUDIDAYA KENCUR


Tanaman Kencur ( kaempferia galanga L. ) termasuk kedalam famili jahe-jahean Zingiberaceae yang merupakan tumbuhan asli India dengan daerah penyebaran meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina.
Sifat dan bentuk tanaman yaitu berbatang semu, jumlah daun 2-3 helai, warna bunga putih, umbi berwarna kuning kecoklatan dan banyak mengandung air.   Komposisi umbi terdiri dari pati 4,14%,  mineral sebanyak 13,73% serta minyak atsiri  2,4-3,9% yang terdiri dari cineol,  asam methyl,  aldehide,  ethyl,  ester  dan lain-lain.
Manfaat rimpang kencur sebagai bumbu penyedap juga sebagai obat tradisional, oleh karenanya banyak petani yang mengusahakan di pekarangan maupun di tegalan baik secara monolkultur ataupun secara tympang sari, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani.
Pada saat ini kencur banyak dalam industri rokok, jamu dan kosmetika dengan perkiraan kebutuhan dalam negeri untuk ketiga komponen tersebut sebesar 10 ton cip kencur kering atau setara dengan 100 ton rimpang basah.

II.      SYARAT TUMBUH

     2.1.  Iklim
-        Tinggi tempat  : 50 m – 1.000 m dpl.
-        Intensitas cahaya        : Sedikit terlindung dari sinar matahari lansung
-        Curah hujan                : 2.500 – 4.000 mm/ tahun

   2.2.   Tanah
-        Jenis tanah                  : Lempung berpasir, lempung berliat.
-        Struktur                       : Remah dan kaya humus.

III.    BERCOCOK TANAM

    3.1.    Klon Anjuran
-        Jenis kencur berdaun sempit
-        Jenis kencur berdaun lebar

   3.2.    Pemilihan Bibit
Berasal dari pohon yang sudah tua, cara memperoleh bibit ada 2 cara :
a).     Lansung tanam
Rimpang segar setelah dipotong-potong sepanjang 4 Cm lansung ditanam dilapangan tanpa disimpan dulu.
b).     Ditunaskan dulu
Rimpang setelah dipotong-potong 4 Cm disimpsn dalam gudang 1-2 minggu (sampai tunas bermunculan),  ruang tempat penyimpanan harus kering,  tidak panas dan tidak terlindung.    Rimpang dihamparkan (tidak bertumpuk) di atas rak kayu atau bambu. Bibit yang baik mempunyai 2-3 buah mata tunas.
Keperluan bibit sekitar 1-2 ton / hektar dengan jarak tanam sekitar                20 X 15 Cm.

3.3.    Penyiapan Lahan
-        Tanah dibersihkan dari rerumputan lalu dicangkul 2 (dua) kali.
-        Dibuat bedengan sambil diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/hektar.

3.4.    Penanaman
-        Penanaman pada awal musim hujan.
-        Jarak tanam 20 X 15 Cm, kecuali untuk tumpang sari 60 X 40 Cm.
-  Cara penanaman dengan meletakan bibit dicelup / dipping pada larutan      anti biotik agrimyoin, sterptomyoin.

    3.5.    Pemeliharaan
-        Penyiangan         
Pada minggu ke II – IV setelah tanam atau tergantung keadaan.
-        Mulching         
Penutupan tanah bisa denngan jerami atau ampas perasan tebu.
-        Pemupukan    
Pada saat tanaman sudah membentuk daun sempurna (akhir minggu ke 4) dipupuk dengan pupuk Urea 75 Kg, TSP 200 Kg dan KCl 100 Kg dan pada saat tanaman berumur 3 bulan dipupuk dengan Urea  sebanyak 75 Kg
-        Penggemburan tanah 
     Dilakukan disekitar rumput pada umur 3 bulan bersamaan dengan   pemupukan ke II.
-        Hama dan Penyakit    
     Hama pada tanaman kencur tidak banyak yang penting adalah  penyakit  busuk umbi oleh bakteri Pseudomonas sp.

IV.    PANEN

4.1.   Umur
-       Mulai dapat dipanen umur 6-8 bulan, dan dapat ditunda sampai musim berikutnya karena tidak akan ada efek buruk terhadap rimpang namun jika ditunda sampai musim berikutnya lagi kemungkinan rimpang akan membusuk dan kadar patinya menurun.
-       Panen sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat.
-       Biasanya bila setelah cukup panen ditandai dengan daun menguning dan akhirnya gugur.

4.2.   Cara Panen
-       Membongkar seluruh rimpang dengan cangkul, garpu atau alat lainnya.
-       Mematahkan atau memotong rimpang bagian pinggir,  sisa  yang tertinggal dibiarkan tumbuh untuk musim tanam berikutnya.
4.3.    Produktivitas
-            Produksi rimpang bisa mencapai 6-10 ton /hektar.
-            Variasi produksi di pengaruhi oleh kesuburan tanah, jenis kencur dan pemeliharaan selama penanaman
V.                  PENGOLAHAN HASIL
 Hasil lahan kencur bisa berupa  rimpang basah dan rimpang kering. Pada Pengolahan Rimpang basah, rimpang hanya dibersikan,  dikering anginkan, dikemas lalu diangkut.
Pada pengolahan rimpang kering terdapat proses pengeringan, pencelupan dan pengeringan.


sumber

BUDIDAYA TEMULAWAK


Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang sekresi empedu dan pankreas. Sebagai obat fitofarmaka, temulawak bermanfaat untuk mengobati penyakit saluran pencernaan, kelainan hati, kandung empedu, pankreas, usus halus, tekanan darah tinggi, kontraksi usus, TBC, sariawan, dan dapat dipergunakan sebagai tonikum. Secara tradisional, banyak digunakan untuk mengobati diare, disentri, wasir, bengkak karena infeksi, eksim, cacar, jerawat, sakit kuning, sembelit, kurang nafsu makan, kejang-kejang, radang lambung, kencing darah, ayan, dan kurang darah.
Kebutuhan simplisia temulawak sebagai bahan baku obat tradisional di Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2003 menduduki peringkat pertama dilihat dari jumlah serapan industri obat tradisional. Banyaknya ragam manfaat temulawak baik untuk obat tradisional maupun fitofarmaka karena rimpangnya mengandung protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan kimia minyak atsirinya antara lain, feladren, kamfer, turmerol, tolilmetilkarbinol, ar-kurkumen, zingiberen, kuzerenon, germakron, β-tumeron dan xanthorizol yang mempunyai kandungan tertinggi (40 %).

PERSYARATAN TUMBUH
Tumbuh baik pada jenis tanah latosol, andosol, podsolik dan regosol. Tanah bebas dari penyakit layu bakteri, ketinggian tempat 100 – 1500 m dpl, dengan curah hujan 1500 – 4000 mm/th.

BAHAN TANAMAN
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh liar dibawah tegakan jati. Saat ini sudah mulai dibudidayakan secara terbatas dan diantara populasi tersebut potensi produksi dan mutunya beragam. Balittro telah mempunai 10 nomor harapan temulawak yang berpotensi produksi (20 - 40 ton/ha), kadar minyak atsiri (6,2 – 10,6 %), kadar kurkumin (2,0 – 3,3 %). Bahan tanaman untuk benih harus tepat dan jelas nama jenis, varietas dan asal usulnya. Temulawak termasuk tanaman berbatang basah, tingginya dapat mencapai 2,5 m, bunganya berwarna putih kemerah-merahan atau kuning, bertangkai panjangnya 1,5 - 3 cm, berkelompok 3 sampai 4 buah. Tumbuhan ini tumbuh subur pada tanah yang gembur, dan termasuk jenis temu-temuan yang sering
berbunga. Bunganya langsung keluar dari rimpang dengan bunga berwarna merah, kelopak hijau muda, pangkal bunga bagian atas berwarna ungu. Bagian yang dipanen dan dipergunakan adalah rimpang yang beraroma tajam dengan daging rimpang berwarna kuning tua sampai jingga. Panen dapat dilakukan pada umur 7 – 12 bulan setelah tanam atau daun telah menguning dan gugur. Sebagai bahan tanaman untuk benih digunakan tanaman yang sehat berumur 12 bulan.

PEMBENIHAN
Untuk benih bisa menggunakan rimpang induk dan anak rimpang. Apabila digunakan rimpang induk maka hanya seperempat bagian (satu rimpang induk dibelah menjadi empat bagian membujur) untuk satu lubang tanam. Sedang apabila menggunakan anak rimpang ukuran benihnya 20 – 40 g/potong. Sebelum ditanam benih ditumbuhkan dahulu sampai mata tunasnya tumbuh dengan tinggi 0,5 - 1 cm, sehingga dapat diperoleh tanaman yang seragam.

BUDIDAYA
Penerapan teknologi budidaya yang mengacu kepada SPO yang dimulai dari pemilihan jenis, varietas unggul/harapan, lingkungan tumbuh, pembenihan, pengolahan lahan, cara tanam, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, cara panen dan pengolahan pasca panen akan menghasilkan bahan baku yang bermutu tinggi dan terstandar. Sebaiknya tanam dilakukan pada awal musim hujan.

Persiapan lahan
Tanah diolah agar menjadi gembur, diupayakan agar drainase sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi penggenangan air pada lahan, oleh karena itu perlu dibuat parit-parit pemisah petak. Ukuran petak  lebar 2,5 – 4 m dengan panjang petak disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Jarak tanam
Jarak tanam temulawak bervariasi antara, 50 x 50 cm, 50 x 60  cm atau 60 x 60 cm, pada sistem budidaya monokultur. Apabila tanaman akan ditanam secara pola tumpang sari dengan tanaman sisipan kacang tanah, maka jarak tanamnya 75 x 50 cm.

Pola tanam
Tanaman ini bisa ditanam dengan pola tumpangsari dengan  kacang tanah, menggunakan jarak tanam antar baris lebih lebar yaitu 75 cm dan jarak dalam barisan 50 cm. Tanaman kacang tanah ditanam bersamaan dengan menanam temulawak, pada umur 3 - 4 BST kacang tanah sudah dapat dipanen. Tumpang sari dengan kacang tanah dapat menambah kesuburan tanah khususnya dapat menambah unsur N tanah.

Pemupukan
Pupuk kandang 10 – 20 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanam. Kalao memang perlu 3 – 4 setelah tanam diberi pupuk kandang lagi 10 -20 ton/ha

Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan dan pembumbunan, untuk menghindari adanya kompetisi perolehan zat hara dengan gulma dan menjaga kelembaban, suhu serta kegemburan tanah. Pembumbunan dilakukan untuk memperbaruhi saluran drainase pemisah petak, tanah dinaikkan ke petak-petak tanam, biasanya dilakukan setelah selesai penyiangan.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Jarang terjadi serangan hama dan penyakit. Namun untuk menghindari munculnya serangan perlu diantisipasi dengan cara pencegahan. Tindakan untuk mencegah masuknya benih penyakit busuk rimpang yang disebabkan Ralstonia solanacearum, dilakukan dengan penggunaan benih sehat, perlakuan benih sehat (perendaman dengan antibiotik), menghindari pelukaan (menaburkan abu sekam dipermukaan rimpang), pergiliran tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat, inspeksi kebun secara rutin.

PANEN
Umur panen
Panen yang tepat berdasarkan umur tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi, yaitu pada umur 10 – 12 bulan setelah tanam, biasanya daun mulai luruh atau mengering. Dapat pula dipanen pada umur 20 – 24 bulan.

Cara panen
Panen dilakukan dengan cara menggali dan mengangkat rimpang secara keseluruhan.

PASCA PANEN
Pembersihan/pencucian
Rimpang hasil panen dicuci dari tanah dan kotoran, kemudian dikering anginkan sampai kulit rimpangnya tidak basah lagi.

Perajangan rimpang
Setelah itu, rimpang diiris membujur dengan ketebalan 2 – 3 mm.

Pengeringan simplisia
Rajangan rimpang dijemur dengan menggunakan energi matahari diberi alas yang bersih, atau bisa dengan pengering oven dengan suhu 40 – 60o C, hingga mencapai kadar air 9 – 10 %.

MADU: OBAT DIARE


Pola makan yang kacau dan gemar menyantap makanan sembarangan pasti sudah pernah Anda rasakan. Efeknya, terkadang penyakit diare menyerang. Untuk mencegah diare datang, cukup minum madu saja!

Dr. Paulus H. S. Kwakman dari Akademi Medical Center, Amsterdam, Belanda mengatakan bahwa madu memiliki manfaat yang tinggi bagi dunia medis. Madu disebut-sebut dapat mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau mikroba. Cairan dari lebah itu juga dapat dijadikan antibiotik yang ampuh melawan berbagai serangan penyakit.

Dr. Paulus dan tim menemukan bahwa madu dapat membunuh berbagai bakteri termasuk Staphylococcus Aureus, yaitu bakteri yang menyebabkan infeksi yang parah di kulit, tulang bahkan paru-paru. Bakteri ini tidak mempan dengan obat-obatan seperti antibiotik. Namun dengan madu, bakteri ini lumpuh hanya dalam waktu 24 jam.

Bakteri lain yang dapat diatasi dengan madu adalah E.coli, yaitu bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan, seperti diare atau muntaber. Dengan madu, bakteri ini pun dapat lumpuh hanya dalam waktu 24 jam.
Luka bakar dan berbagai penyakit kulit juga dapat diatasi dengan madu. Secara cepat, madu dapat memperbaiki jaringan kulit yang rusak.


Tuesday

BUDIDAYA KECIPIR



Tanaman kecipir termasuk tanaman yang gampang ditanam. Tak heran jika hampir seluruh bumi Nusantara dapat ditanami kecipir. Oleh karena itu, tanaman satu ini memiliki beberapa nama daerah. Antara lain cipir (Jawa Tengah dan Jawa Timur), jaat (Sunda), kaceper (Madura), kalongkang (Bali), kacang blimbing (Padang), dan kacang embing (Palembang).
Ada dua jenis tanaman kecipir, yakni kecipir konsumsi (Psophocarpus teragonolobus), dan kecipir hutan (Psophocarpus polustris). Kecipir konsumsi mungkin tidak asing lagi. Sementara kecipir hutan memang tidak banyak dibudidayakan dan digunakan sebagai penutup tanah perkebunan. Anda bisa menjumpainya di perkebunan kelapa sawit dan karet.
Bunga kecipir ternyata cukup indah. Biasanya berwarna putih, ada pula yang berwarna biru atau lembayung. Bentuknya mirip kupu-kupu, dan mekar di pagi hari. Buahnya pun tak kalah menarik. Berbentuk polong persegi empat, setiap segi bersayap, dan bagian pinggirnya bergerigi. Oleh sebab itu, ia disebut pula sebagai "kacang bersayap" atau winged bean. Buah-buah kecipir bergelantungan, dengan panjang berkisar antara 15 - 40 cm. Ketika masih muda berwarna hijau, dan berubah menjadi cokelat sampai hitam pada waktu matang. Setiap polong memiliki sekitar 8 - 10 biji yang bentuknya kecil dan bundar. Biji muda berwarna kuning, dan berubah menjadi cokelat sampai kehitaman saat tua.

Tanaman kecipir memiliki keunggulan dalam hal kandungan gizi. Biji kecipir misalnya, memiliki kandungan kalori dan protein nabati yang tinggi. Sementara kandungan lemak yang terendah terdapat pada polong muda. Daun-daun kecipir umumnya kaya vitamin, terutama vitamin A.
Yang lebih menarik, kecipir ternyata memiliki keunggulan lain dibanding daging sapi dan daging domba. Buktinya, kandungan kalori, protein, lemak dan karbohidrat kecipir jauh lebih tinggi ketimbang daging sapi dan domba.
Lalu bagaimana jika kecipir ditanam di pekarangan? Pertama, tanaman kecipir akan menambah keindahan pekarangan. Tampilannya yang menggeliat-merambat, dengan bunga-bunga yang menawan, sungguh merupakan keindahan tersendiri. Belum lagi jika sudah berbuah. Buahnya yang bergelantungan akan menambah keasrian halaman.
Selain itu, kecipir juga berguna bagi perbaikan gizi keluarga dan bisa digunakan untuk pengobatan alternatif. Misalnya, digunakan sebagai obat tetes mata dan telinga, penutup bisul, tambah nafsu makan, dan sebagainya.

1. Mengolah tanah
Gemburkan tanah pekarangan, lalu buat gundukan. Ukuran gundukan adalah panjang sekurang-kurangnya 5 meter atau sesuai kondisi lapangan, lebar 20 cm, serta tinggi 20 cm. Jarak antara gundukan 25 - 30 cm.
2. Menebar Benih
Pilih benih yang berasal dari polong tua (biarkan di pohon selama sebulan). Lubangi tanah sedalam 5 cm dengan jarak sekitar 25 cm. Beri 0,25 kg pupuk kandang per lubang. Setelah sebulan, tebarkan benih sebanyak 2 - 3 butir per lubang.
3. Menyirami
Setelah benih ditebarkan dan ditutup tanah, segera siram. Penyiraman berikutnya dilakukan 1 - 2 kali seminggu. Sebab, tanaman ini tidak suka tanah becek.
4. Memasang rambatan
Rambatan terbuat dari bilah bambu. Ada tiga model rambatan, yakni lurus tegak, lalu lurus membentuk huruf A, dan lurus diatur menjadi para-para.
5. Memupuk
Saat tanaman berumur 3 minggu, beri pupuk NPK sebanyak 5 gram/lubang. Lakukan pemupukan berikutnya sebulan kemudian, dan diulang setiap bulan.
6. Memanen hasil
Pemanenan kecipir bergantung pada kebutuhan, apakah menginginkan polong muda, polong tua, atau umbinya.

MANFAAT KECIPIR
Kecipir bisa digunakan untuk pengobatan tradisional, antara lain:
- Obat tetes mata dan telinga
Siapkan beberapa daun kecipir, lalu rebus dengan sedikit air bersih sampai mendidih. Saringlah. Setelah dingin, teteskan ke mata dan telinga.
- Obat bisul
Tambahkan adas pulosari ke dalam air rebusan kecipir tersebut dengan adas pulosari, lantas haluskan menjadi pasta. Kompreskan pasta ini pada bisul.
- Penambah nafsu makan
Masyarakat Jawa akrab dengan jamu godhog (jamu rebus). Nah, biji kecipir dapat dijadikan salah satu bahannya, terutama dimaksudkan untuk menambah nafsu makan.
selamat mencoba...!!!


(dari berbagai sumber)

Friday

BUDIDAYA PISANG

I.          PENDAHULUAN
             Di Indonesia, pisang menduduki tempat pertama diantara jenis buah-buahan lainnya, baik dari sisi sebaran, luas pertanaman, maupun dari sisi produksinya. Namun demikian, secara umum produktivitas pisang yang dikembangkan masyarakat masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar 10-15 ton/ha. Padahal, potensi produktivitasnya bisa mencapai 35-40 ton/ha. Kesenjangan produktivitas tersebut terutama disebabkan karena teknik budidaya yang tidak tepat dan tingginya gangguan hama dan penyakit, terutama oleh serangan dua penyakit paling berbahaya dan mematikan, yaitu layu bakteri atau penyakit darah dan penyakit layu fusarium.
            Peluang pengembangan agribisnis komoditas pisang masih terbuka luas. Untuk keberhasilan usahatani pisang, selain penerapan teknologi, penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas harus dilaksanakan. Varietas unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau tahan terhadap hama dan penyakit penting pisang, mampu berproduksi tinggi, serta mempunyai kualitas buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.
 II.        SYARAT TUMBUH
             Tanaman pisang dapat tumbuh di daerah tropis, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m di atas permukaan laut (dpl). Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 27°C, dan suhu maksimumnya 38°C, dengan keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman pisang berkisar antara 2000-2500 mm/tahun atau paling baik 100 mm/bulan. Apabila suatu daerah mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan, maka tanaman pisang memerlukan tambahan pengairan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
 III.       TEKNOLOGI BUDIDAYA
 3.1.     Pembibitan
            Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatani pisang adalah tersedianya bibit yang berkualitas, yaitu bibit yang bebas hama dan penyakit, serta sehat. Selain itu, jumlahnya harus cukup dan jenis pisangnya sesuai dengan yang diinginkan.
            Untuk menyediakan bibit pisang, dapat memanfaatkan rumpun pisang yang sehat. Bibit bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol, dan bit yang diperbanyak secara tradisional maupun kultur jaringan. Teknologi pembibitan dengan kultur jaringan memerlukan biaya investasi awal yang besar, sehingga pembibitan secara sederhana dipandang masih layak untuk diterapkan.
            Ada tiga macam cara perbanyakan bibit pisang secara sederhana, yaitu :

1.       Perbanyakan dengan anakan
a.       Bibit ini berasal dari pemisahan anakan untuk langsung ditanam di kebun. Bahan yang paling baik digunakan adalah anakan pedang (tinggi 41-100 cm), daunnya berbentuk seperti pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung (24-40 cm) kurang baik jika ditanam langsung, karena bonggolnya masih lunak dan belum berdaun, sehingga mudah mengalami kekeringan. Sedangkan anakan dewasa (tinggi > 100 cm) terlalu berat dalam pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan, karena telah memiliki daun sempurna.
b.      Bibit anakan setelah dipisahkan harus langsung ditanam. Jika terlambat akan meningkatkan serangan hama penggerek dan kematian di kebun. Apabila pada saat tanam kekurangan air dalam waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati bagian batangnya, tetapi bonggol yang tertimbun dalam tanah masih mampu untuk tumbuh dan memulai pertumbuhannya kembali, membentuk bonggol baru di atas bonggol yang lama.
c.       Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam, anakan dipotong 5 cm di atas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm di bawah permukaan tanah.

2.       Perbanyakan dari bit anakan/mini bit
Bahan yang digunakan adalah anakan pisang yang berdiameter 7-12 cm atau tingginya 40-150 cm (anakan pedang sampai anakan dewasa). Cara membuatnya adalah sebagai berikut :
a.       Pemisahan anakan dari rumpun dilakukan dengan hati-hati menggunakan linggis, sehingga kondisi bonggol masih utuh.
b.      Bonggol dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel, kemudian dipotong 1 cm di atas leher bonggol. Titik tumbuh di pusat bonggol dikorek dengan lebar dan dalam ± 3 cm menggunakan pisau yang runcing dan bersih.
c.       Rendam dalam air hangat dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan. Untuk menghindari serangan hama pada saat perendaman, dapat juga disertai pemberian insektisida sesuai dosis yang dianjurkan.
d.      Untuk merangsang munculnya tunas, bonggol disemai dalam bedengan, disusun secara berjajar dengan bagian titik tumbuh tetap mengarah ke atas. Masing-masing bonggol diberi jarak 5 cm, kemudian ditimbun dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang setebal ± 5 cm. Penimbunan dilakukan selama 3-5 minggu atau sampai tumbuh tunasnya. Selama penimbunan, perlu dijaga kelembabannya dengan penyiraman setiap hari, terutama bila tidak ada hujan.
e.       Bila tunas telah tumbuh dan telah mempunyai 1-2 lembar daun, bonggol diangkat dari timbunan, kemudian dibelah searah membujur dari permukaan atas bonggol sampai dasar sebanyak tunas yang tumbuh. Bila bonggol terlalu besar dapat dikurangi dengan menipiskan potongan di kiri dan kanan tunas.
f.        Tunas hasil belahan (bit) disemai di polybag ukuran 20 cm x 30 cm, yang berisi media tanam campuran tanah dan pupuk kandang (1:1), kemudian diletakkan di tempat teduh/naungan.
g.      Setelah berumur 1 bulan, bibit dipindahkan ke tempat terbuka, dan siap ditanam di lapang setelah bibit berumur 2 bulan.
h.      Perawatan yang utama adalah penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dilakukan 2 minggu sekali dengan menggunakan Urea 2 gr/liter air dengan cara dikocor.

3.       Bonggol dari tanaman yang sudah dipanen
a.       Bonggol diangkat dari tanah dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak. Kemudian dibersihkan dari akar dan tanah yang menempel.
b.      Bonggol kemudian dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm menurut jumlah mata tunas. Kemudian direndam dalam air hangat  dengan suhu 55°C yang telah dicampur fungisida dengan dosis 2 gr/liter air selama 15 menit, kemudian ditiriskan.
c.       Bit setelah ditiriskan kemudian ditanam di polybag ukuran 20 cm x 30 cm yang berisi media tanah dan pupuk kandang 1:1. Setelah ditanam, benih diletakkan di tempat teduh/naungan selama 1 bulan, dan pada bulan kedua diletakkan di tempat terbuka.
d.      Perawatan yang diperlukan adalah penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah. Pemupukan dapat diberikan melalui pengocoran larutan pupuk Urea dengan konsentrasi 2 gr/liter air setiap 2 minggu.
e.       Bibit ditanam di kebun pada umur 3-4 bulan setelah semai.

3.2.     Persiapan Lahan
            Lahan dibersihkan dari sisa tanaman, kemudian siapkan lubang tanam ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, sekitar 2 minggu hingga 1 bulan sebelum tanam. Tanah lapisan atas dipisah dengan tanah lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan dengan memasukkan tanah lapisan bawah terlebih dahulu.

3.3.     Waktu Tanam
            Menanam pisang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, agar terhindar dari kekeringan pada awal pertumbuhan dan buah sudah siap dipanen pada saat masuk musim kemarau.
            Idealnya, untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama menggunakan jarak tanam yang lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap kedua dilakukan diantara jarak tanam yang telah ditanam. Hal ini bertujuan untuk dapat mengatur waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13, dan 17 yang memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak serempak.

3.4.     Penanaman
            Bila hujan telah turun dengan teratur, lakukan penanaman. Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit mendapatkan udara yang sejuk dan tidak langsung mendapatkan cahaya matahari. Lubang tanam yang telah ditimbun, digali seluas gumpalan tanah yang menutup media bibit pisang. Buka polybag bagian bawah, setelah itu bagian samping secara hati-hati. Letakkan bibit pisang secara tegak lurus. Tutup lubang tanam dengan tanah galian dan tekan sedikit disamping tanah bekas polybag, selanjutnya siram bibit secukupnya.
            Jarak tanam sesuai dengan jenis pisang. Untuk jenis pisang Bas dan Barangan, jarak tanam yang digunakan adalah 2 m x 2 m. Untuk jenis pisang Ambon, Cavendish, Raja Sereh, dan Raja Nangka jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 3 m. Jenis pisang Kepok dan Tanduk menggunakan jarak tanam 3 m x 3 m atau 3 m x 3,5 m. Pemberian pupuk kandang pada lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam.

3.5.     Pemupukan
            Sebelum penanaman, lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/lubang, dan dibiarkan selama 1-2 minggu. Pupuk kimia yang diberikan meliputi 350 kg Urea, 150 kg SP36, dan 150 kg KCl per hektar per tahun, atau 0,233kg Urea, 0,10 kg SP36, dan 0,10 kg KCl per tanaman. Untuk tanaman yang baru ditanam, pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu ¼ bagian saat tanam dan sisanya dibagi 2, yaitu pada umur 3 bulan dan 6 bulan. Pupuk diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman, dan ditutup tanah. Sedangkan untuk tanaman berumur 1 tahun atau lebih, pupuk diberikan 2 kali, yaitu pada awal musim hujan dan menjelang akhir musim hujan.

3.6.     Pemberian Agensia Hayati Antagonis
            Untuk pencegahan terhadap serangan penyakit layu, terutama yang disebabkan oleh jamur Fusarium, tanaman pisang dapat diberi agensia hayati, seperti Trichoderma sp danGliocladium sp. Cara pengembangannya yaitu 250 g agensia hayati (misal : Gliokompos) dicampur dengan 25 kg pupuk kandang mentah, diaduk hingga merata. Dibiarkan selama 10-15 hari di udara terbuka, dan tiap hari diaduk agar udara dapat masuk ke bagian dalam tumpukan pupuk kandang. Untuk pengembangan selanjutnya, campuran yang telah dibuat dapat dicampur lagi dengan pupuk kandang sebanyak 500 kg dan dibiarkan selama 2 minggu hingga 1 bulan di tempat teduh dalam keadaan lembab.
            Pemberian di lapangan disesuaikan dengan dosis pupuk kandang, yaitu 10 kg/lubang tanam dicampur dengan tanah bekas galian lubang. Pemberian selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 3 dan 6 bulan, dengan cara menaburkannya di sekitar tanaman, dengan dosis 0,5 kg/tanaman.

3.7.     Pemangkasan
            Pemangkasan daun yang kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-daun yang tua menutupi anakan, dan melindungi buah dari goresan daun. Pada saat pembungaan, setidaknya ada 6-8 daun sehat agar perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan, sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi. Daun bekas pemangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan dibakar. Selanjutnya alat pemangkas disterilkan dengan desinfektan, misalnya menggunakan Bayclean atau alkohol.

3.8.     Penyiangan
            Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 sampai 5 bulan. Setelah berumur 5 bulan, pengendalian dapat dikurangi karena kanopi tanaman dapat menekan pertumbuhan gulma. Pada saat tersebut, pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan.
            Pada daerah yang pernah terserang penyakit layu, penyiangan dianjurkan menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan cangkul atau kored, untuk mencegah penularan penyakit karena kontak dengan alat.

3.9.     Penjarangan Anakan
            Penjarangan anakan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak tanam, dan menjaga agar produksi tidak menurun. Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1 anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6-8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat yang terbuka dan yang terletak diseberangnya.

3.10.   Perawatan Tandan
            Perawatan tandan dilakukan dengan membersihkan daun di sekitar tandan, terutama daun yang sudah kering. Selain itu, membuang buah pisang yang tidak sempurna, yang biasanya pada 1-2 sisir terakhir, dan diikuti dengan pemotongan bunga jantan, agar buah yang berada di atasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah juga perlu dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna biru ukuran 1 m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus, tandan yang mempunyai masa pembuahan yang sama dapat diberi tanda (misalnya dengan tali rafia warna yang sama). Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat, sehingga umur dan ukuran buah dapat seragam.

Thursday

BUDIDAYA PEPAYA


Buah pepaya sebenarnya berasal dari Amerika Tengah. Namun pepaya yang selama ini ada di tengah masyarakat sudah merupakan hasil pembasteran dari berbagai jenis yang sulit untuk ditelusuri dari mana asalnya.

pepaya sepanjang tahun selalu ada dimana-mana dan terkenal dengan berbagai nama yang hampir sama dengan pepaya misalnya Papaya, Tapaya, Popaya, papal dan lain-lain.


Karena pepaya merupakan basteran, maka keturunan-keturunan yang timbul dari sebatang indukpepaya lantas dapat bermacam-macam sifatnya, sampai sangat sulit untuk diterka. Apabila anda mempunyai buah pepaya yang enak dan besar, misalnya kemudian anda menyebarkan biji-bijinya dengan harapan mendapat pohon pepaya baru yang juga enak dan besar buahnya seperti induknya??? Belum tentu harapan anda akan terpenuhi, Sebab bunga yang timbul mudah sekali menyimpang dari bentuknya yang normal, sehingga sering sekali dalam satu pohon kita dapatkan campuran berbagai bentuk bunga yang benar-benar morat-marit. Dan sering pula terjadi, pohon pepaya muda yang kita harapkan bakal berbunga betina seperti induknya, ternyata tumbuh sebagai pepaya jantan. Artinya, disamping bunga -bunga yang mayoritas jantan (dan tidak dapat jadi buah), masih ada juga bunga betinanya di ujung tangkai karangan bunga. Dan ini dapat menjadi buah seperti biasa, hingga buah itu terpaksa terletak di ujung tangkai yang panjang sekali sampai seyong-seyong menjadi pepaya gantung. 



PENYIAPAN TANAH UNTUK PENANAMAN PEPAYA.

Apabila ingin menanam pepaya di pekarangan, pilihlah tempat yang paling tinggi letaknya supaya tempat penanaman pepaya itu nantinya tidak tergenang air hujan, karena begitu ada air menggenang, dengan segera dapat juga merembes ke tempat lain yang lebih rendah. Pepaya tidak tahan terhadap air becek yang menggenangi akar-akarnya terlalu lama.



Galilah lubang penanamannya berukuran 1 x 1 meter yang dalamnya 1.5 meter supaya susunan akarnya nanti dapat tertanam dalam tanah yang gembur dan mudah meneruskan air ke bawah.



Setelah lubang diisi kembali dengan tanah (yang tadinya di bawah dikembalikan juga ke bawah dan yang tadinya di atas harus dikembalikan lagi di atas). Jangan lupa mencampur tanah atas ini dengan pupuk kandang kering sebanyak dua ember air berukuran sedang.



Tumpukan tanah itu memang akan merupakan gundukan yang cembung. Namun biarkanlah semuanya mengendap selama tiga hari. Tunggulah tanahnya ambles lagi dengan sendirinya.



Apabila tanahnya memang agak liat tambahilah tanah lagi secukupnya, supaya gundukan itu cembung lagi, maksudnya supaya pohon pepaya nanti tidak akan terlalu dalam tertancapnya. Kita seringkali gagal menanam pepaya, karena penanaman di tanah liat semacam itu cekung, hingga begitu ada air hujan jatuh, lubang itu menjadi kubangan. Namun apabila tanahnya lebih berpasir atau memang tanah beranjangan, maka menanamnya harus lebih dalam, supaya pohonnya tidak mudah roboh!



PENANAMAN PEPAYA.
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.



Biji-biji pepaya sebaiknya disebar langsung di atas lubang penanaman yang tadi sudah disiapkan. Namun biji-biji sebagai bibit tadi harus sudah merupakan biji-biji pilihan yang bagus.



Diantara kecambah-kecambah yang tumbuh nanti harus dipilih lagi yang bagus pertumbuhannya untuk dipertahankan. Dan yang jelek dicabut aja.



Waktu yang paling baik untuk menanam pepaya ialah sekitar lima bulan sebelum musim hujan, supaya berbuahnya nanti dapat memperoleh air hujan yang cukup. Sebab proses pembentukan buahnya memang membutuhkan air yang cukup. Namun juga tidak boleh ada air tergenang terlalu lama menggenangi akar-akarnya. 



PEMELIHARAAN TANAMAN PEPAYA.

Apabila pada umur empat sampai lima bulan sudah mulai berbunga, perhatikanlah bunga-bunganya. Kalau jantan, tebang dan cabut pohonnya, bongkar seluruhnya dan anda mulai lagi dari permulaan, karena sudah pasti pepaya jantan tak akan berbuah!!!


Pada umur enam sampai tujuh bulan biasanya sudah dapat dipetik buahnya, dan sesudah itu masih dapat terus menerus berbunga sepanjang tahun.



Namun biasanya, setelah berumur empat tahun pohon pepaya mulai berkurang kemampuannya untuk berbuah, dan lebih baik diremajakan saja.



HAMA DAN PENYAKIT
Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan halus panjang 2 - 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.
Pengendalian : semprot dengan Natural BVR atau PESTONA secara bergantian
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai, busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.
Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam, sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.
Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati. Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam.



MANFAAT BUAH PEPAYA 
Manfaat pepaya yang sering kita peroleh adalah dari buahnya. Buah pepaya mengandung berbagai macam enzim, vitamin, maupun mineral. Vitamin yang banyak terkandung dalam buah pepaya ini diantaranya adalah vitamin Avitamin C, vitamin Bkompleks, dan vitamin E. 



Manfaat buah pepaya selanjutnya adalah untuk mempercepat proses pencernaan protein karena buah ini mengandung enzimpapain.Enzim papain ini memiliki fungsi yang sangat banyak, seperti memecah protein menjadi arginin, dan memecah makanan menjadi berbagai macam protein atau asam amino sehingga dapat diserap oleh tubuh. 


MANFAAT DAUN PEPAYA 
Manfaat pepaya tidak hanya ada pada buahnya saja, manfaat pepaya dapat kita peroleh hampir di seluruh bagian tanamannya. Beberapa manfaat daun pepaya diantaranya adalah sebagai berikut: 


1. Daun Pepaya Sebagai Obat jerawat 
Apabila Anda memiliki keluhan dengan jerawat yang tumbuh di wajah Anda atau untuk merawat kecantikan, daun pepaya dapat dibuat sebagai masker. Cara membuatnya adalah: sediakan 2-3 lembar daun pepaya tua. Lalu jemur daun tersebut hingga halus dan lumatkan dengan setengah sendok air, lalu tempelkan pada bagian wajah Anda yang berjerawat. 
2. Daun Pepaya untuk Menambah Nafsu Makan 
Ini adalah salah satu manfaat pepaya yang mungkin masih jarang kita ketahui. Apabila anak Anda memiliki kesulitan untuk makan, Anda dapat menggunakan resep berikut ini untuk mengatasinya: Sediakan daun pepaya yang masih segar seukuran telapak tangan, lalu tambahkan air hangat dan sedikit garam. Kemudian campuran tadi Anda blender dan peras kemudian saring airnya. Lalu minumkan air tersebut pada Anak Anda, Insya Allah nafsu makan anak Anda akan segera normal kembali. 
Selain menambah nafsu makan rebusan dun pepaya kalau diminum terkenal dapat menurunkan suhu orang demam dan sakit malaria.
3. Daun Pepaya untuk Memperlancar Pencernaan. 
Senyawa karpain yang terkandung dalam daun pepayamemiliki kemampuan untuk membunuh beberapa mikroorganisme yang dapat mengganggu pencernaan. 
Daun pepaya juga terkenal dapat melunakkan daging-daging yang alot karena papain yang dikandungnya.



selamat mencoba...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Posting Populer